Sabtu, 30 Oktober 2010

ANATOMI PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI

Laporan praktikum 15 Desember 2008 M.K. Fisiologi

Reproduksi Biota Air

ANATOMI PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI

Yulius Sudarwanto, J3H107061, Kelompok 4, Shift I

Abstrak
Anatomi perkembangan organ reproduksi dari setiap ikan, khususnya ikan budidaya berdasarkan bentuk, ukuran dan morfologi gonad umumnya berbeda. Oleh karena itu, dari adanya perbedaan tersebut diperlukan pengaetahuan dan kemampuan analisa dalam menentukan tingkat kematangan gonad ikan. Sehingga hal tersebut merupakan salah satu faktor dilakukannya praktikum ini. Untuk dapat mengetahui anatomi perkembangan organ reproduksi ikan pada praktikum ini, yaitu dilakukan dengan cara pembedahan pada perut ikan. Kualitas telur yang dilihat, yaitu berdasarkan keseragaman diameter telur dan warna telur. Sedangkan sperma yang dilihat, yaitu berdasarkan tingkat keenceran sperma. Tingakat kematangan gonad yang diamati, meliputi tingkat kematangan gonad I hingga tingkat kematangan gonad IV. Praktikum ini dilakukan, brtujuan untuk menentukan stadia perkembangan gonad ikan jantan dan gonad ikan betina. Adapun ikan yang di amati stadia perkembangan gonadnya, yaitu ikan nila (Oreochromis niloticus).


Pendahuluan
Organ reproduksi ikan merupakan hal terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup ikan pada umumnya. Menjaga kelangsungan hidup ikan adalah hal yang alami dilakukan oleh ikan itu sendiri. Namun seiring dengan berkembangnya teknologi, proses menjaga kelangsungan hidup ikan dapat dilakukan oleh manusia atau yang sering disebut budidaya ikan secara buatan. Mengetahui anatomi perkembangan organ reproduksi ikan khususnya ikan budidaya, merupakan hal terpenting dalam suatu pembenihan ikan. Sehingga dengan menguasai pengetahuan mengenai anatomi perkembangan organ reproduksi ikan, diharapkan dapat membuat derajat penetasan telur hingga maksimal. Tentunya hal tersebut dapat memberikan keuntungan berupa keuangan dalam usaha budidaya perikanan selain peran serta dalam menjaga kelangsungan hidup ikan tersebut.

Metodologi
Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu, 6 Desember 2008. Praktikum bertempat di bak Program Keahlian Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya, kampus Diploma IPB Cilibende. Alat – alat yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah ember atau baskom, baki, alat bedah, hanphone, dan tissue atau kain lap. Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan nila.
Prosedur pada praktikum ini, yaitu masing – masing kelompok mengambil lima ekor ikan nila, yakni tiga ekor ikan nila jantan dan dua ekor ikan nila betina, kemudian ikan yang akan diamati dimatikan terlebih dahulu dengan menusukkan jarum bedah ke bagian kepala ikan untuk memutuskan medula oblongatanya, setelah pingsan, bedah perut ikan dengan gunting bedah secara melingkar mulai dari belakang operkulum sampai anus dan hati – hati jangan sampai terkena organ dalamnya, selanjutnya amati gonadnya termasuk kedalam tingkat kematangan gonad ke berapa, serta foto gonad ikan tersebut.

Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan ikan nila (Oreochromis niloticus) yang dipraktikumkan, diperoleh perbedaan tingkat kematangan gonad atau organ reproduksi ikan nila jantan dengan ikan nila betina seperti yang ditunjukkan pada tabel 1 dan 2.


Tabel 1. Tingkat kematangan gonad ikan nila jantan
TKG Gambar Keterangan
I


Keadaan gonad masih kosong transparan dan bentuknya mendekati seperti benang
II


Keadaan gonad mulai sedikit terisi sel sperma
III

Bentuk gonad mulai terlihat dan mulai banyak terisi sel sperma
IV


Bentuk gonad mulai mendekati sempurna dan lebih banyak terisi sel sperma


Tabel 2. Tingkat kematangan gonad ikan nila betina
TKG Gambar Keterangan
I
Keadaan gonad masih kosong transparan
II
Keadaan gonad mulai sedikit terisi sel telur
III
Bentuk gonad mulai terlihat dan mulai banyak terisi sel telur
IV
Bentuk gonad mulai mendekati sempurna dan lebih banyak terisi sel telur

Sistem reproduksi merupakan system yang meliputi proses yang akhirnya menghasilkan keturunan ( individu baru ) untuk mempertahankan kelestarian spesiesnya. System reproduksi terkait dengan sistem saraf dan hormon. Untuk menghasilkan keturunan secara alamiah diperlukan sel – sel kelamin, yaitu gonad jantan (sperma) dan gonad betina (ovarium).
Dalam mempelajari sistem reproduksi, selain melihat jenis kelaminnya juga penting diketahui tingkat kematangan gonadnya (TKG). Mengidentifikasi tingkat kematangan gonad dapat dilakukan pendugaan tentang waktu atau musim pemijahan, tempat pemijahan, dan persiapan induk ikan untuk dipijahkan. Penentuan tingkat pematangan gonad dapat berdasarkan ukuran, bentuk, serta warna gonad atau berdasarkan pengamatan histologi (Tim Asisten ABI).
Tingkat kematangan gonad ialah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan memijah. Penambahan berat gonad (ovarium) pada ikan betina adalah antara 10 - 25% dari berat tubuh, sedangkan gonad (testis) ikan jantan 5 - 10%. Pengetahuan mengenai tingkat kematangan gonad ini diperlukan untuk membedakan antara ikan yang akan memijah atau tidak, serta untuk menduga bilamana ikan akan memijah, baru memijah atau selesai memijah. Pengamatan kematangan gonad dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu cara histologi dan morfologi. Cara histologi dilakukan di laboratorium dengan mengamati anatomi perkembangan gonad secara mendetail. Untuk melihat nilai secara kuantitatif dapat digunakan suatu indeks yang dinamakan "Indeks Kematangan Gonad" atau IKG, yaitu perbandingan antara berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad yang dinyatakan dalam persen (Dermawan, 2006).
Berdasarkan tabel gambar diatas, terlihat tingkat kematangan gonad jantan dan gonad betina dari TKG I – IV. TKG I pada gonad jantan terlihat keadaan gonad masih kosong transparan dan bentuknya mendekati seperti benang, TKG II keadaan gonad mulai sedikit terisi sel sperma, TKG III bentuk gonad mulai terlihat dan mulai banyak terisi sel sperma, sedangkan TKG IV bentuk gonad mulai mendekati sempurna dan lebih banyak terisi sel sperma. Untuk TKG I pada induk betina, keadaan gonad masih kosong transparan, TKG II keadaan gonad mulai sedikit terisi sel telur, TKG III bentuk gonad mulai terlihat dan mulai banyak terisi sel telur, apabila TKG IV bentuk gonad mulai mendekati sempurna dan lebih banyak terisi sel telur.


Kesimpulan
Jadi, dari hasil pengamatan pada praktikum anatomi perkembangan organ reproduksi ini, didapat pengetahuan untuk menentukan stadia perkembangan gonad ikan jantan dan gonad ikan betina. Berdasarkan penentuan bentuk, ukuran, dan morfologi gonad ikan nila (Oreochromis niloticus).

Daftar Pustaka
Dermawan, Iwan. 2006. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Jakarta : Penebar Swadaya.

Tidak ada komentar: