Rabu, 27 Oktober 2010

TINGKAH LAKU PEMIJAHAN ANABANTIDAE DAN LIVEBEARER

Laporan praktikum M.K. Fisiologi Reproduksi Biota Air



TINGKAH LAKU PEMIJAHAN ANABANTIDAE DAN LIVEBEARER



Yulius Sudarwanto, J3H107061, Kelompok 4, Shift I


Abstrak
Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku pemijahan ikan anabantidae dan ovovivipar, dari pemilihan induk hingga penetasan telur. Pengetahuan ini diperlukan, karena sifat tingkah laku pemijahan setiap ikan berbeda – beda. Ikan yang dipraktikumkan, yaitu ikan cupang termasuk famili anabantidae dan ikan guppy termasuk famili ovovivipar. Khusus untuk ikan guppy dilakukan praktikum untuk mengetahui hasil pemijahan dengan perlakuan sex reversal. Induk ikan cupang dipilih dengan ukuran kurang lebih 5 cm dengan perbandingan 1 : 1. Induk ikan cupang jantan dan betina ditempatkan di dalam satu ember, dengan induk betina ditempatkan dalam wadah gelas air mineral. Sedangkan induk ikan guppy dipilih ikan yang siap memijah dengan perbandingan 1 : 3. Induk ikan guppy jantan dan betina ditempatkan dalam satu akuarium.

Pendahuluan
Mengetahui tingkah laku pemijahan ikan berdasarkan sifat dan karakteristik ikan, sangat penting dalam setiap usaha pembudidayaan ikan. Karena hal ini berkaitan dengan tingkat keberhasilan dalam mengembangbiakan ikan. Selain itu, memberikan keuntungan yang maksimal seperti kelangsungan hidup ikan 100%. Untuk perlakuan ikan dengan sex reversal, yang bertujuan untuk menghasilkan populasi ikan monosex (jantan atau betina saja). Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pertumbuhan lebih cepat dari lawan jenisnya seperti, ikan konsumsi dan penampilan yang lebih baik dari lawan jenisnya, seperti ikan hias.

Metodologi
Praktikum pengamatan tingkah laku dan pemijahan ikan cupang dilaksanakan pada hari sabtu sampai hari jumat, 8 sampai 14 Nopember 2008. Sedangkan praktikum tingkah laku pemijahan dan sex reversal ikan guppy dilaksanakan pada hari selasa dan hari rabu, 11 dan 12 Nopember 2008. Pengamatan tingkah laku dan pemijahan ikan cupang bertempat di rumah masing – masing. Untuk praktikum tingkah laku pemijahan dan sex reversal ikan guppy bertempat di bak perikanan budidaya, Diploma kampus Cilibende.
Alat – alat yang dipergunakan pada praktikum pemijahan ikan cupang adalah ember, gelas air mineral, dan saringan. Sedangkan bahan – bahan yang dipergunakan adalah induk ikan cupang jantan dan betina, eceng gondok, dan pakan (cacing rambut, telur ayam, dan kutu air). Alat – alat yang dipergunakan pada praktikum tingkah laku pemijahan dan sex reversal ikan guppy adalah akuarium, aerator, literan air, saringan, dan jarum suntik 1 ml. Sedangkan bahan – bahan yang dipergunakan adalah induk ikan guppy jantan dan betina, ekstrak madu, aromatase inhibitor, dan pakan pelet remah (crumble).
Prosedur praktikum pengamatan tingkah laku dan pemijahan ikan cupang, yaitu dipilih induk ikan cupang jantan dan betina dalam kondisi baik dan siap dipijahkan, induk ikan jantan yang siap dipijahkan dimasukkan ke dalam ember, induk betina ditempatkan dalam aqua gelas pada ember yang sama, setelah induk jantan membuat sarang berupa gelembung busa yang telah banyak dan menggumpal, induk betina dikeluarkan dari gelas air mineral agar dapat memulai pemijahan, induk betina dipisahkan dari induk jantan setelah berhenti bertelur dan semua telur menempel pada sarang, ikan jantan dibiarkan tetap berada di ember untuk menjaga telur sampai menetas, telur dihitung dengan cara kisaran sebagai derajat penetasan, setelah telur menetas induk jantan dipindahkan, larva ikan cupang dihitung untuk kelansungan hidup hari pertama, larva ikan diberi makan telur ayam rebus, selanjutnya larva ikan dihitung untuk kelangsungan hidup hari ke lima.
Perosedur praktikum pemijahan dan sex reversal ikan guppy, yaitu akuarium ukuran 20 x 30 cm disiapkan sebagai tempat pemijahan, akuarium diisi air sebanyak 4 L, ekstrak madu diambil dengan jarum suntik sebanyak 20 ml, kemudian ekstrak madu dilarutkan kedalam akuarium, akuarium diletakkan diatas rak dan diberi aerasi, setelah itu dipilih induk ikan guppy jantan yang memiliki bentuk ekor sempurna dan warna penuh, dan dipilih induk ikan guppy betina yang memiliki bentuk tubuh sempurna, perut besar dan warna ekor penuh, kemudian induk jantan dan betina dipasangkan dalam akuarium pemijahan yang telah diberi ekstrak madu dengan rasio 1 : 3, akuarium pemijahan diberi eceng gondok sebagai tempat berlindung, induk ikan jantan dan betina direndam dalam larutan ekstrak madu selama 12 jam, setelah 12 jam air diganti liter per liter dengan air baru setiap jeda waktu 10 menit, setelah induk melahirkan, induk jantan dipisahkan dari induk betina, anak – anak ikan guppy dipindahkan dari akuarium pemijahan beberapa jam setelah kelahiran. Anak ikan guppy dipelihara dalam akuarium pemeliharaan selama 7 hari.

Hasil dan pembahasan
A. Ikan Cupang Betta splendens
Cupang merupakan ikan petarung yang berasal dari Sumatera, Jawa, Thailand, Singapura, dan Malaysia. Ukuran tubuh cupang 5 – 10 cm. warnanya sangat menarik dan bermacam – macam. Ikan cupang dapat mengambil oksigen dari udara karena mampunyai labirin, sehingga dalam pemeliharaan tidak membutuhkan aerasi. Induk cupang jantan dan betina mudah dibedakan. Cupang jantan memiliki warna tubuh jauh lebih menarik, sirip lebih panjang, dan tubuh lebih langsing dari betina. Selain itu induk cupang jantan selalu membuat sarang berupa busa pada waktu memijah (Dermawan, 2006).
Berdasarkan hasil pengamatan tingkah laku pemijahan ikan cupang, diperoleh hasil survival rate (SR), fertilitation rate (FR), dan derajat penetasan (HR) seperti table dibawah ini.

Tabel. Hasil Analisa
Parameter Hasil (%)
Survival rate (SR)89.18
Fertilitation rate (FR)86.69
Derajat penetasan (HR)90.23

Survival rate atau kelangsungan hidup merupakan perbandingan antara jumlah ikan yang hidup hingga batas akhir pemeliharaan dengan jumlah ikan pada awal pemeliharaan dalam persen (%). Jumlah larva ikan pada awal pemeliharaan sebanyak 194 ekor dan jumlah larva ikan pada akhir pemeliharaan sebanyak 173 ekor. Fertilitation rate merupakan perbandingan antara jumlah telur yang dibuahi dengan jumlah telur yang dikeluarkan dalam persen. Jumlah telur yang dibuahi 215 butir dan jumlah telur yang dihasilkan 248 butir. Derajat penetasan merupakan perbandingan antara jumlah telur yang menetas dengan jumlah telur yang dibuahi dalam persen.
Hasil survival rate (SR) sebesar 89.18 %, fertilitation rate (FR) 86.69%, dan derajat penetasan (HR) 90.23%. Hasil dari setiap parameter tersebut diperoleh dari menjaga kualitas air sebaik mungkin, asupan pakan cukup dan sesuai, perlakuan pemijahan dan pemilihan induk yang baik.
Adapun tingkah laku pemijahan ikan cupang, yaitu pada saat induk ikan jantan dan betina dimasukkan dalam satu ember tetapi induk betina ditempatkan berada dalam gelas air mineral transparan. Induk ikan jantan akan menyerang induk ikan betina dan mengibaskan ekornya. Bila hal tersebut terjadi biarkan induk ikan betina tetap berada di dalam gelas air mineral hingga induk jantan berhenti menyerang dan membuat banyak sarang berupa busa serta terlihat garis horizontal ditubuh induk betina.
Selanjutnya, keluarkan induk betina dari gelas air mineral agar memijah dengan induk jantan. Kurang lebih keesokan hari, induk betina telah mengeluarkan telur. Telur yang dikeluarkan induk betina akan dibuahi dan diambil induk jantan dengan mulutnya untuk disusun pada sarang busa. Telur menetas kurang lebih selama 2 – 3 hari. Setelah memijah, betina segera dipisahkan karena kemungkinan akan memakan larva ikan. Tetapi induk jantan tetap dibiarkan sampai tiga hari atau sampai busanya hilang. Bila busa sudah hilang, induk jantan dapat diambil karena larvanya sudah bebas berenang. Tanda induk betina selesai memijah, induk betina akan menepi di pojok wadah pemijahan.



Gambar 1. Ikan Cupang Jantan




Gambar 2. Sarang busa ikan cupang

B. Ikan Guppy Poecilia reticulata
Ikan guppy berasal dari Trinidad, Barbados, Guyana, Brazil, dan Asia Tenggara. Ikan guppy bersifat omnivora (pemakan daging dan tumbuhan). Sperma induk jantan guppy dapat bertahan dalam tubuh induk betina hingga enam bulan. Panjang maksimal tubuh ikan guppy sekitar 5 – 6 cm. Untuk membedakan induk betina dan jantan tidak sulit. Warna tubuh jantan jauh lebih menarik dibanding betina. Induk jantan memiliki gonopodium atau modifikasi sirip anal sebagai alat kelamin sekunder permanen. Selain itu, sirip – sirip pada induk jantan lebih panjang dan lebar (Dermawan, 2006).
Pada praktikum ini pemijahan ikan guppy diberi Perlakuan sex reversal, yaitu teknik mengarahkan atau membalikkan jenis kelamin secara buatan dari jantan genotip menjadi betina fenotip atau sebaliknya pada masa sebelum terjadinya diferensisi seks. Bahan yang dipakai dalam perlakuan sex reversal, yaitu ekstrak madu dengan dosis 5 ml/L air. Perendaman induk ikan dilakukan selama 12 jam. Namun, pada praktikum ini terdapat beberapa kesalahan. Yaitu diketahui beberapa induk betina yang tidak melakukan kopulasi atau melahirkan larva. Hal tersebut tentunya merugikan dalam usaha pembudidayaan ikan. Kesalahan ini terjadi akibat dari pemilihan indukan betina yang masih belum siap memijah. Induk betina yang belum siap memijah ditandai dengan postur tubuh masih kecil dan perut belum mengandung telur, dan dapat dari umur induk betina yang belum mencapai usia siap reproduksi (Dermawan, 2006).
Adapun tingkah laku pemijahan ikan guppy, yaitu pada saat induk jantan dan induk betina dimasukan dalam satu akuarium, induk jantan secara agresif menarik perhatian induk betina dengan mengibas – ngibaskan ekornya, kurang lebih satu hari induk jantan mulai melakukan pemijahan dengan induk betina, induk jantan menyalurkan spermanya melalui alat reproduksi sekunder berupa gonopodium, dalam beberapa hari induk betina mengandung telur, setelah kurang lebih sebulan induk betina mengalami kopulasi dan disusul melahirkan larva ikan.



Gambar 3. Atas induk guppy jantan dan bawah induk guppy betina




Gambar 4. Tempat pemijahan ikan guppy

Daftar pustaka
Dermawan, Iwan. 2006. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Jakarta : Penebar Swadaya.

2 komentar:

perikanan mengatakan...

semoga bermanfaat

Anonim mengatakan...

Bro,mau nanya,
ekstrak madunya berpengaruh ngga thd hasil anak guppynya?
Berapa persen anakan yg jantannya?
Trims infonya bro.
Salam BDP...