Sabtu, 30 Oktober 2010

PRESERVASI SPERMA

Laporan praktikum 09 Januari 2009
M.K. Fisiologi Reproduksi Biota Air

PRESERVASI SPERMA

Yulius Sudarwanto, J3H107061, Kelompok 4, Shift I

Abstrak
Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana cara preservasi atau pengawetan sperma ikan, serta mengetahui motilitas sperma yang diamati dalam selang waktu tertentu. Preservasi atau pengawetan sperma dilakukan, adalah untuk memudahkan dalam pengamatan motilitas sperma. Hal ini karena dengan cara preservasi, sperma ikan akan bertahan hidup sedikit lebih lama. Ikan yang dipraktikumkan, yaitu ikan mas (Cyprinus carpio). Karena induk jantan ikan mas lebih cepat matang gonad. Untuk mengetahui tingkat motilitas sperma serta preservasi atau pengawetan sperma dilakukan secara tidak langsung, yakni perut ikan distriping hingga keluar sperma dan langsung disedot syringae. Sperma yang telah distriping langsung diencerkan dengan larutan fisiologis (NaCl) 0.75% dan dimasukkan ke dalam botol film. Untuk mengamati uji motilitas sperma ikan, dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop, dengan selang waktu setiap enam jam sebanyak lima kali pengulangan.


Pendahuluan
Pengadaan bibit induk jantan dan betina merupakan faktor yang utama dalam usaha pembudidayaan ikan. Akan tetapi, banyak sekali kendala dalam pengadaan bibit tersebut secara bersamaan. Seperti pengadaan induk betina yang mudah karena banyak jumlahnya, tetapi pada saat pengadaan induk jantan sangat sulit karena jumlahnya yang sedikit. Oleh karena itu, dibuatlah suatu ilmu atau metode yang disebut preservasi atau pengawetan sperma. Preservasi sperma merupakan pengambilan dan pengawetan sperma ikan yang bertujuan untuk menjaga agar sperma dapat bertahan hidup lebih lama pada saat diamati motilitasnya. Sperma yaitu gamet jantan yang dihasilkan oleh testis yang terbentuk melalui proses spermatogenesis.

Metodologi
Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu, 20 Desember 2008. Praktikum bertempat di bak Program Keahlian Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya, kampus Diploma IPB Cilibende. Alat-alat yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah ember atau baskom, Syringae atau jarum suntik ukuran 1 ml, botol film, mikroskop, pipet tetes, hanphone, dan tissue atau kain lap. Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan mas jantan (Cyprinus carpio) dan larutan fisiologis 0.75%.
Prosedur pada praktikum ini dilakukan secara tidak langsung, yaitu masing-masing kelompok mengambil tiga ekor ikan mas jantan, pada daerah alat kelamin dan sekitarnya serta syringae dikeringkan terlebih dahulu dengan tissue hingga tidak terlihat adanya air, kemudian ikan tersebut di striping atau dipijat perlahan hingga keluar sperma berupa cairan putih, secara bersamaan keluarnya sperma, sperma tersebut segera disedot dengan syringae hingga volume 1 ml, selanjutnya sperma tersebut dimasukkan ke dalam botol film yang sebelumnya telah dibilas dengan larutan fisiologis dan dikeringkan, kemudian sperma diencerkan dengan larutan fisiologis 0.75% dengan 10 kali pengenceran, yakni 1 ml sperma diencerkan dengan 10 ml larutan fisiologis 0.75%, selanjutnya lakukan pengamatan di mikroskop.
Prosedur untuk menguji sperma merupakan motil atau tidak yang dilakukan di mikroskop, yaitu sediakan gelas objek, sperma yang telah di campur larutan fisiologis diteteskan 1 tetes di atas gelas objek, kemudian teteskan air tawar 1 tetes di atas gelas objek dengan jarak yang tidak terlalu jauh, mikroskop difokuskan hingga terlihat sel sperma dengan jelas, selanjutnya dengan tusuk gigi air tawar tersebut digeser ke campuran sperma dengan larutan fisiologis yang berada di sampingnya secara perlahan, lalu amati motilitas dari sperma dengan setiap selang waktu 6 jam.

Hasil dan Pembahasan
Sperma adalah cairan yang mengandung sel kelamin jantan atau spermatozoa dan cairan sperma. Setiap spermatozoa terdiri dari kepala, bagian tengah dan ekor. Kepala sperma terisi penuh oleh materi inti, kromosom dan mengandung komponen utama ADN (Adenin Deoksiribosa Nukleat) yang penting sebagai pembawa informasi genetik paternal. Bagian tengah digambarkan sebagai pusat tenaga sperma karena mitokondria terdapat di pusat daerah tersebut. Mitokondria mengandung enzim-enzim yang berhubungan dengan metabolisme yang dapat mengahasilkan energi dalam bentuk ATP. Energi ini diperlukan untuk gerakan spermatozoa. Spermatozoa ikan tergolong ke dalam tipe flagellata, karena mempunyai ekor yang panjang. Ekor ini sebagai organ renang (Sumantadinata, 1979).
Mitokondria merupakan organel tempat berlangsungnya respirasi sel sehingga di tempat ini pula dibentuk energi. Oleh karena itu, organel ini hanya terdapat pada sel-sel aerob. Semakin tinggi kebutuhan suatu sel terhadap energi, semakin banyak pula kandungan mitokondrianya. Bentuk mitokondria adalah berupa batang atau seperti sosis. Setiap mitokondria mempunyai dua lapis membran, yaitu membran luar dan membran dalam. Membran luar berbatasan dengan sitoplasma, sedangkan membran dalamnya membentuk lipatan-lipatan yang disebut Krista. Selain itu, mitokondria juga berperan dalam transportasi elektron pada rantai pernapasan (Akhyar, 2004).
Berdasarkan hasil pengamatan ikan mas (Cyprinus carpio) yang dipraktikumkan, diperoleh data motilitas sp erma berdasarkan waktu pengamatan yang ditentukan dalam bentuk tabel dan grafik.

Tabel Hasil Motilitas Sperma
Waktu Motilitas
To Tidak bisa dinilai
T6 Tidak bisa dinilai
T12 Tidak bisa dinilai
T18 Tidak bisa dinilai




Grafik Motilitas Sperma

Motilitas sperma berdasarkan data tabel dan grafik di atas diketahui tidak bisa untuk dinilai, yang berarti motilitasnya nol. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas sperma adalah nutrisi, musim, temperatur, frekuensi pemakaian jantan dan hereditas (Perry, 1968 dalam Sutrisna, 2002). Spermatozoa yang belum matang memiliki masa pergerakan yang lebih singkat bila dibandingkan dengan spermatozoa yang matang (Nasrulloh, 2006). Selain itu, induk jantan ikan mas yang akan diambil spermanya telah mati. Sehingga sel spermatozoa mengalami kematian, hal ini dikarenakan sistem metabolisme di dalam gonad telah mati.
Faktor motilitas sperma juga dapat dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Karena menurut Farid (1999) umur spermatozoa bervariasi tergantung kepada spesies ikan, substrat penyimpanan dan suhu penyimpanan. Kemampuan sperma ikan mas untuk membuahi telur akan semakin berkurang dengan peningkatan suhu. Pada suhu 0oC-5oC kemampuan dapat bertahan selama delapan hari, pada suhu 5oC-11oC selama dua sampai tiga hari, dan pada suhu lebih dari 12oC hanya dapat bertahan selama satu hari (Scott dan Baynes, 1980).
Ketahanan hidup sperma hewan lebih tahan lama apabila ada penambahan berbagai zat ke dalam sperma. Syarat utama mendapatkan media penyimpanan yang baik bagi sperma adalah larutan yang isotonik terhadap sperma ikan, yang berfungsi sebagai larutan penyangga untuk menghilangkan keasaman atau kebasaan sperma, dan dapat mempertahankan kehidupan spermatozoa, tetapi tidak meningkatkan spermatozoa. Lama gerakan spermatozoa bertambah dengan kandungan garam yang lebih tinggi, terutama dalam larutan NaCl karena secara nyata larutan NaCl dapat berperan seperti sukrosa (Belova, 1981). Selain itu, motilitas sampel sperma yang tidak bisa untuk dinilai karena pada saat pemakaian mikroskop fokus lensanya tidak baik. Sehingga yang terlihat hanya sperma berupa bintik-bintik putih saja.

Kesimpulan
Jadi, preservasi sperma adalah teknik pengawetan sperma dengan laturan yang isotonik. Motilitas sperma dapat dipengaruhi oleh suhu dan kualitas induk jantan yang dipakai. Serta kualitas alat pengamatan seperti mikroskop yang digunakan juga dapat mempengaruhi hasil pengamatan motilitas sperma.

Daftar Pustaka
Akhyar, Salman. M. 2004. Biologi Untuk SMA Kelas II Jilid 2A. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Belova, N.V. 1981. Ecological-Physiological Peculiarities of Semen of Pond Carps. II. Change in the Physological Parameter of Spermetozoid of some carps under the influence of Enviromental Factors. Journal Icht.
Farid, A.1999. Pengaruh Lama Waktu Penyimpanan Pada Suhu 26o-28oC dan Suhu 4o-6oC Terhadap Kualitas Sperma Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.). [Skripsi]. Bogor: Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Nasrulloh, A. F. 2006. Perkembangan Sperma Ikan Zebra (Branchydanio rerio) yang Diberi Pakan Dengan Berbagai Dosis Vitamin E. [Skripsi]. Bogor: Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Sumantadinata K. 1979. Pengmbangbiakkan Ikan-ikan Peliharaan di Indonesia. Sastra Hudaya Jakarta.
Sutrisna. 2002. Keragaman Kualitas Sperma Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus Sauvage) Pada Bulan Oktober 2000 – Februari 2000. [Skripsi]. Bogor: Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Tang, U. S. Dan Affandi, R. 2000. Biologi Reproduksi Ikan. Bogor :IPB Press.

Tidak ada komentar: